Sampah Plastik Bocor Rp 250 Triliun: Berapa Banyak yang Nyampah di Laut? Hijao Siap Jadi Garda Terdepan

Sampah plastik masih mencemari sebagian besar perairan di wilayah Indonesia.

Admin Hijao

Author

23 June 2025

21:21 WIB

7 menit

Waktu baca

Sampah Plastik Bocor Rp 250 Triliun: Berapa Banyak yang Nyampah di Laut? Hijao Siap Jadi Garda Terdepan

Jakarta, 23 Juni 2025 — Indonesia kembali dihadapkan pada potret suram krisis sampah plastik. Berdasarkan kajian World Bank (2021) yang dirilis ulang dalam evaluasi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) awal tahun 2025, nilai ekonomi dari sampah plastik yang terbuang sia-sia atau bocor ke lingkungan mencapai Rp 250 triliun per tahun. Angka fantastis ini berasal dari potensi plastik yang seharusnya bisa didaur ulang dan menjadi bahan baku industri, namun justru mencemari sungai, pesisir, hingga lautan.

Indonesia sendiri masih menduduki posisi penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia, setelah Tiongkok. Laporan National Plastic Action Partnership (NPAP) bersama World Economic Forum tahun 2022 menyebutkan bahwa sekitar 620 ribu ton sampah plastik Indonesia berakhir di laut setiap tahun. Kondisi ini memicu kerusakan ekosistem laut, merusak rantai pangan, dan mengancam sektor perikanan serta pariwisata.

Selain menimbulkan kerugian lingkungan, kebocoran sampah plastik ini juga menjadi kerugian ekonomi nasional. Studi NPAP mengestimasi potensi nilai plastik daur ulang Indonesia mencapai Rp 250 triliun per tahun jika seluruh rantai daur ulang berjalan optimal, sebuah angka yang setara dengan lebih dari 1,5% PDB nasional.

Ada beberapa akar masalah yang membuat sampah plastik terus bocor ke laut dan lingkungan terbuka diantaranya sistem pemilahan sampah dari rumah tangga masih rendah, infrastruktur pengumpulan dan pengangkutan sampah belum merata, terutama di wilayah pinggiran dan kepulauan, kurangnya kesadaran warga untuk memilah serta menyerahkan sampah plastik ke jalur daur ulang, lemahnya koordinasi dan digitalisasi data sampah antara pemerintah daerah, bank sampah, serta pelaku usaha.

Akibatnya, banyak sampah plastik yang tidak tertangani dengan baik berakhir di sungai, terbawa banjir, lalu bermuara di laut. Data KLH tahun 2024 bahkan menyebutkan 80% sampah laut Indonesia berasal dari daratan, terutama aktivitas rumah tangga.

Di tengah kebocoran masif sampah plastik ini, aplikasi Hijao hadir sebagai garda terdepan solusi digital untuk menutup celah sistem pengelolaan sampah. Platform Hijao mempermudah masyarakat dalam memilah, menjadwalkan penjemputan sampah, hingga memastikan plastik bernilai ekonomis benar-benar tersalurkan ke proses up cycle, bukan sekadar berakhir di TPA atau sungai.

Pemerintah menargetkan Indonesia bisa bebas sampah plastik di laut pada 2040, salah satunya lewat dokumen Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL) yang menurunkan kebocoran sampah plastik hingga 70% pada 2025. Namun, target ini hanya bisa tercapai jika ada kolaborasi konkret antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Unduh Hijao. Klik. Pilah. Kirim. Bersama kita selamatkan laut Indonesia.

Ditulis oleh Tim Media Hijao diolah dari berbagai sumber.

Artikel Terkait

Kami menghargai Privasi anda

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menganalisis penggunaan situs, dan menyediakan konten yang dipersonalisasi. Data Anda akan diproses sesuai dengan Kebijakan Privasi kami.