Industri fashion merupakan kontributor terbesar kedua polusi air global setelah industri minyak. Fast fashion telah menciptakan kultur konsumtif yang menghasilkan 92 juta ton limbah tekstil per tahun. Circular economy menawarkan solusi melalui model bisnis yang memperpanjang siklus hidup produk fashion. Prinsip circular fashion meliputi design for longevity, material innovation, dan end-of-life recovery. Brand-brand progresif telah mengimplementasikan program take-back untuk mengumpulkan pakaian bekas, teknologi recycling fiber-to-fiber, dan model bisnis rental fashion. H&M Conscious Collection dan Patagonia Worn Wear menjadi pionir dalam kategori ini. Di Indonesia, startup seperti Tulip Jeans dan Sejauh Mata Memandang telah mengadopsi prinsip circular fashion dengan menggunakan bahan daur ulang dan produksi local. Konsumen dapat berkontribusi melalui conscious buying, clothing swap, upcycling, dan mendukung brand berkelanjutan. Transisi ke circular fashion memerlukan kolaborasi seluruh ecosystem dari designer, manufacturer, hingga konsumen. Tags: #circular-economy #fashion #tekstil #fast-fashion #berkelanjutan Bagikan artikel ini: Facebook Twitter WhatsApp Copy Link
29 October 2025 Revolusi Digital dalam Pengelolaan Sampah: Teknologi IoT untuk Smart City Eksplorasi bagaimana teknologi Internet of Things (IoT) mengubah cara kita mengelola sampah di perkotaan, menciptakan sistem yang lebih efisien dan berkelanjutan.
27 October 2025 Ekonomi Sirkular: Mengubah Sampah Organik Menjadi Energi Biogas Memahami proses konversi sampah organik menjadi biogas sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan menguntungkan secara ekonomi.
25 October 2025 Panduan Lengkap Composting di Rumah: Dari Sampah Menjadi Emas Hitam Tutorial step-by-step membuat kompos berkualitas di rumah menggunakan metode yang mudah dan efisien untuk mengolah sampah organik.