Circular Economy dalam Industri Fashion: Solusi Fast Fashion Problem

Menganalisis penerapan ekonomi sirkular dalam industri fashion untuk mengatasi permasalahan limbah tekstil dan fast fashion yang merusak lingkungan.

Hijao Team

Author

12 October 2025

20:11 WIB

1 menit

Waktu baca

Industri fashion merupakan kontributor terbesar kedua polusi air global setelah industri minyak. Fast fashion telah menciptakan kultur konsumtif yang menghasilkan 92 juta ton limbah tekstil per tahun. Circular economy menawarkan solusi melalui model bisnis yang memperpanjang siklus hidup produk fashion.

Prinsip circular fashion meliputi design for longevity, material innovation, dan end-of-life recovery. Brand-brand progresif telah mengimplementasikan program take-back untuk mengumpulkan pakaian bekas, teknologi recycling fiber-to-fiber, dan model bisnis rental fashion. H&M Conscious Collection dan Patagonia Worn Wear menjadi pionir dalam kategori ini.

Di Indonesia, startup seperti Tulip Jeans dan Sejauh Mata Memandang telah mengadopsi prinsip circular fashion dengan menggunakan bahan daur ulang dan produksi local. Konsumen dapat berkontribusi melalui conscious buying, clothing swap, upcycling, dan mendukung brand berkelanjutan. Transisi ke circular fashion memerlukan kolaborasi seluruh ecosystem dari designer, manufacturer, hingga konsumen.

Artikel Terkait

Kami menghargai Privasi anda

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menganalisis penggunaan situs, dan menyediakan konten yang dipersonalisasi. Data Anda akan diproses sesuai dengan Kebijakan Privasi kami.